Tiffany Young Mantap Pilih Solo Karier
A
A
A
MANTAP meninggalkan SNSD, Tiffany Young memutuskan bersolo karier. Dia kembali ke tempat kelahirannya untuk mewujudkan impian menjadi diva pop dunia. Tiffany kini bermukim di Los Angeles guna memuluskan langkahnya sebagai penyanyi solo di Amerika Serikat.
Wanita berusia 29 tahun itu pulang ke tanah kelahirannya pada akhir 2017 untuk mengejar impiannya setelah 10 tahun bergabung dengan grup K-pop Girl’s Generation (SNSD) yang berdiri pada 2007. Grup tersebut amat terkenal pada masanya, bahkan menjadi kiblat budaya Korea Selatan.
Sekarang Tiffany tengah percaya diri, bahagia, dan mantap merintis karier solonya. “Itu tidak sepenuhnya benar, bukan juga bohong, yang pasti saya sedang memperjuangkannya sekarang,” katanya tertawa, dikutip nme.com.
Dia mengawali langkahnya dengan meluncurkan album perdana sebagai musisi independen pada Februari silam setelah sebelumnya hanya merilis single digital.
Lima single dari album mini “Lips on Lips” miliknya itu menawarkan lagu-lagu romantis, sensual, dan bertema fantasi, yaitu Lips on Lips, The Flower, Not Barbie, Runaway, dan title track Born Again .
“Dongeng atau fantasi bukan hanya untuk anak. Saya suka novel gothic dan besar dengan bacaan vampir. Baru-baru ini saya membaca kembali novel Frankenstein,” ujarnya.
Dengan mendengarkan lagu ini, kita bisa tahu bagaimana perjuangan Tiffany mewujudkan impian menjadi penyanyi pada usia muda, juga bagaimana dia melewati masa sulit seorang diri di lingkungan asing. Minialbum Tiffany rupanya mendapat sambutan hangat segenap penggemarnya.
Buktinya, album “Lips on Lips” miliknya bertengger di peringkat ke-9 Billboard’s Heatseekers Albums Chart dan ke-30 Independent Albums Chart. Lima track-nya telah diunduh 1.000 kali dan sudah di-streaming 380.000 kali menurut Nielsen Music hingga akhir Februari lalu.
“Lips on Lips” juga sukses menduduki peringkat pertama iTunes berbagai negara, seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Taiwan, beberapa saat setelah dirilis. Para penggemarnya juga memberikan dukungan dan ikut mempromosikan album Tiffany tersebut.
Kini dia tengah disibukkan dengan tur “Lips on Lips” di Amerika Utara yang dimulai sejak 3 Maret 2019 di Toronto, Kanada. Dalam suatu kesempatan, dengan tegas Tiffany menyebutkan bahwa dia bercita-cita menjadi seorang diva pop yang mendunia. Lepas dari grup K-pop yang membesarkan namanya, kini Tiffany tampak lebih terbuka dengan kehidupan pribadinya.
Dia bahkan mendorong anggota Girlís Generation lain untuk melakukan hal serupa. “Saya pikir penting untuk terbuka kepada publik, karena saya pernah berada di dunia gemerlap K-pop , di mana saya tidak diperbolehkan berbicara seputar pengalaman saya. Sekarang saya lebih siap,” tuturnya.
Tiffany menyadari menjadi pribadi yang tertutup selama ini. Transisinya menjadi penyanyi solo dan keputusan kembali ke AS membuatnya cemas dan khawatir.
Untungnya, kesibukannya sehari-hari, sebut saja belajar akting, pergi ke studio, bahkan pergi ke terapis, telah banyak membantunya lebih tenang. Memang ada momen di mana dia merasa ragu, tetapi dia selalu meyakinkan diri sendiri bahwa dia mampu.
“Saya ingin berkarya dan membantu orang lain melalui musik,” katanya. Tiffany sekarang bergabung dengan Paradigm Talent Agency. Dia berada di bawah atap yang sama dengan musisi terkenal seperti Eric Nam, Ed Sheeran, Coldplay, dan Jason Mraz.
Sebelumnya Tiffany mengaku sempat mendapat tawaran dari agensi besar di Asia. Masalahnya, jika bergabung dengan agensi tersebut, dia harus siap untuk terikat peraturan ketat, salah satunya terkait kolaborasi dengan artis dari label berbeda.
Peraturan itu akan membuat Tiffany sulit bekerja sama dengan Girlís Generation ke depannya. Akhirnya, dia pun mantap berlabuh dengan Paradigm, agensi asal Amerika Serikat yang memiliki cabang di Inggris dan Kanada. Meski sudah berpisah, Tiffany tetap menyayangi teman-temannya di grup K-pop itu.
“Aku dan rekan-rekan SNSD saling memiliki dan percaya satu sama lain. Bagaimana tidak, kami sudah bersama selama 13 tahun,” ujarnya. Kebersamaan Tiffany Young dengan SNSD bahkan menginspirasinya menciptakan lagu Over My Skin yang dirilis pada 28 Juni 2018.
(Sri Noviarni)
Wanita berusia 29 tahun itu pulang ke tanah kelahirannya pada akhir 2017 untuk mengejar impiannya setelah 10 tahun bergabung dengan grup K-pop Girl’s Generation (SNSD) yang berdiri pada 2007. Grup tersebut amat terkenal pada masanya, bahkan menjadi kiblat budaya Korea Selatan.
Sekarang Tiffany tengah percaya diri, bahagia, dan mantap merintis karier solonya. “Itu tidak sepenuhnya benar, bukan juga bohong, yang pasti saya sedang memperjuangkannya sekarang,” katanya tertawa, dikutip nme.com.
Dia mengawali langkahnya dengan meluncurkan album perdana sebagai musisi independen pada Februari silam setelah sebelumnya hanya merilis single digital.
Lima single dari album mini “Lips on Lips” miliknya itu menawarkan lagu-lagu romantis, sensual, dan bertema fantasi, yaitu Lips on Lips, The Flower, Not Barbie, Runaway, dan title track Born Again .
“Dongeng atau fantasi bukan hanya untuk anak. Saya suka novel gothic dan besar dengan bacaan vampir. Baru-baru ini saya membaca kembali novel Frankenstein,” ujarnya.
Dengan mendengarkan lagu ini, kita bisa tahu bagaimana perjuangan Tiffany mewujudkan impian menjadi penyanyi pada usia muda, juga bagaimana dia melewati masa sulit seorang diri di lingkungan asing. Minialbum Tiffany rupanya mendapat sambutan hangat segenap penggemarnya.
Buktinya, album “Lips on Lips” miliknya bertengger di peringkat ke-9 Billboard’s Heatseekers Albums Chart dan ke-30 Independent Albums Chart. Lima track-nya telah diunduh 1.000 kali dan sudah di-streaming 380.000 kali menurut Nielsen Music hingga akhir Februari lalu.
“Lips on Lips” juga sukses menduduki peringkat pertama iTunes berbagai negara, seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Taiwan, beberapa saat setelah dirilis. Para penggemarnya juga memberikan dukungan dan ikut mempromosikan album Tiffany tersebut.
Kini dia tengah disibukkan dengan tur “Lips on Lips” di Amerika Utara yang dimulai sejak 3 Maret 2019 di Toronto, Kanada. Dalam suatu kesempatan, dengan tegas Tiffany menyebutkan bahwa dia bercita-cita menjadi seorang diva pop yang mendunia. Lepas dari grup K-pop yang membesarkan namanya, kini Tiffany tampak lebih terbuka dengan kehidupan pribadinya.
Dia bahkan mendorong anggota Girlís Generation lain untuk melakukan hal serupa. “Saya pikir penting untuk terbuka kepada publik, karena saya pernah berada di dunia gemerlap K-pop , di mana saya tidak diperbolehkan berbicara seputar pengalaman saya. Sekarang saya lebih siap,” tuturnya.
Tiffany menyadari menjadi pribadi yang tertutup selama ini. Transisinya menjadi penyanyi solo dan keputusan kembali ke AS membuatnya cemas dan khawatir.
Untungnya, kesibukannya sehari-hari, sebut saja belajar akting, pergi ke studio, bahkan pergi ke terapis, telah banyak membantunya lebih tenang. Memang ada momen di mana dia merasa ragu, tetapi dia selalu meyakinkan diri sendiri bahwa dia mampu.
“Saya ingin berkarya dan membantu orang lain melalui musik,” katanya. Tiffany sekarang bergabung dengan Paradigm Talent Agency. Dia berada di bawah atap yang sama dengan musisi terkenal seperti Eric Nam, Ed Sheeran, Coldplay, dan Jason Mraz.
Sebelumnya Tiffany mengaku sempat mendapat tawaran dari agensi besar di Asia. Masalahnya, jika bergabung dengan agensi tersebut, dia harus siap untuk terikat peraturan ketat, salah satunya terkait kolaborasi dengan artis dari label berbeda.
Peraturan itu akan membuat Tiffany sulit bekerja sama dengan Girlís Generation ke depannya. Akhirnya, dia pun mantap berlabuh dengan Paradigm, agensi asal Amerika Serikat yang memiliki cabang di Inggris dan Kanada. Meski sudah berpisah, Tiffany tetap menyayangi teman-temannya di grup K-pop itu.
“Aku dan rekan-rekan SNSD saling memiliki dan percaya satu sama lain. Bagaimana tidak, kami sudah bersama selama 13 tahun,” ujarnya. Kebersamaan Tiffany Young dengan SNSD bahkan menginspirasinya menciptakan lagu Over My Skin yang dirilis pada 28 Juni 2018.
(Sri Noviarni)
(nfl)